016 An-Nahl

Semua episode: 277
Arab: Tidak ada
Terjemahan: Sang lebah
Ayat: 128

Tentang Surah: An-Nahl

Bagikan Halaman

016 An-Nahl

Surat ini adalah wahyu Makki yang terlambat, dan penyebutan lebah madu sebagai ciptaan unik Allah SWT dan tanda desain yang cerdas memberi nama pada surat ini An Nahl, atau Lebah. Secara keseluruhan, surah ini menitikberatkan pada kemampuan kreatifitas yang unik dari Allah SWT dan mengajak setiap orang untuk merefleksikan keseimbangan dalam penciptaan Allah SWT, yang semuanya merupakan bukti dari Tuhan Yang Maha Esa yang menjalankan alam semesta. Segala sesuatu di alam semesta tunduk kepada Allah (SWT) meskipun bermanfaat bagi umat manusia dan penting untuk kelangsungan hidup, namun manusia tidak bersyukur atas berkah ini dan berdebat tentang tujuan penciptaan.

Kaum musyrik mengajukan berbagai argumen untuk membenarkan ketidakpercayaan mereka, tetapi Allah SWT menyatakan bahwa bangsa-bangsa sebelumnya juga mengungkapkan diri mereka dengan cara yang sama ketika para utusan menyampaikan Pesan Ilahi kepada mereka. Allaah (SWT) tidak memaksa siapa pun untuk percaya, dan Dia memberi mereka waktu untuk memperbaiki jalan mereka dan tunduk kepada-Nya, tetapi tanggung jawab setiap utusan dari-Nya hanya untuk memperingatkan dengan jelas.


Pada Hari Perhitungan, orang musyrik akan menyalahkan dewa mereka atas kesesatan mereka, yang akan menyangkal pergaulan mereka. Hukuman akan lebih berat bagi mereka yang tidak hanya kafir tetapi juga menghalangi orang lain dari kebenaran.


Allaah (SWT) menasihati orang-orang beriman untuk ikhlas dalam sumpah mereka dan menunaikannya tanpa berusaha menipu orang lain melalui mereka. Instruksi untuk berlindung dari setan sebelum membaca Alquran ditemukan di bagian akhir surah ini, dan Allah (SWT) membela Kitab-Nya dari tuduhan yang dilontarkan oleh orang-orang kafir. Allaah (SWT) juga mengimbau untuk menikmati dari ketentuan yang telah Dia sediakan dan mensyukuri mereka, serta menghindari hal-hal yang dilarang atau dibolehkan tanpa otoritas.

Allaah (SWT) memuji Ibrahim (AS) atas kejujurannya, yang untuknya dia diberi pahala di dunia dan akan sukses di akhirat juga. Surah tersebut diakhiri dengan menasihati orang-orang yang beriman untuk memanggil Jalan Lurus dengan menggunakan kebijaksanaan dan instruksi yang indah dan untuk bersikap adil dalam menghukum siapa pun karena kesalahan.