033 Al-Ahzab

Semua episode: 278
Arab: الأحزاب
Terjemahan: Angkatan Gabungan
Ayat: 73

Tentang Surah: Al-Ahzab

Bagikan Halaman

033 Al-Ahzab

Ini adalah Surat Madni, dinamai sesuai dengan kekuatan gabungan dari musuh yang datang untuk menyerang Muslim di Madinah. Kaum Quraish mampu menghasut suku-suku tetangga di wilayah tersebut dan juga mendapat dukungan dari suku-suku Yahudi yang menetap di Madinah, sehingga serangan mereka membuat umat Islam sangat tidak berdaya dan putus asa. Tetapi bantuan dari Allah SWT, serta penggunaan strategi perang baru seperti yang disarankan oleh Salman Farsi, membantu orang-orang beriman dan mereka dapat menghindari konfrontasi penuh.

Surat ini menjelaskan bahwa anak angkat tidak setara dengan anak kandung, sehingga setiap orang harus dipanggil dengan nama ayahnya saja. Zaid, budak Nabi yang telah dibebaskan ﷺ yang dia adopsi sebagai seorang anak, biasa dipanggil sebagai Zaid ibn Muhammad, tetapi setelah perintah ini, namanya diubah kembali menjadi Zaid ibn Harithah. Zaid menikah dengan Zainab binti Jahsh, yang juga merupakan sepupu Nabi ﷺ. Setelah Zaid (RA) menceraikannya, dia menikah dengan Nabi ﷺ, karena Zaid bukanlah anak kandung Nabi ﷺ sehingga tidak dilarang Nabi ﷺ untuk menikahi mantan istrinya.


Para istri Nabi ﷺ dinyatakan seperti ibu bagi orang-orang beriman dan harus dihormati. Karena itulah mereka dipanggil dengan sebutan Ummuhaatul-Mumineen, “Ibu Orang Beriman”, dan dilarang bagi siapapun untuk menikahi mereka setelah Nabi ﷺ. Mereka tidak seperti wanita biasa, meskipun mereka juga menjadi teladan bagi wanita yang beriman. Itu sebabnya perintah untuk menutupi saat pacaran dimulai dengan menyapa para istri Nabi ﷺ dan kemudian diarahkan kepada wanita beriman pada umumnya.


Kaum beriman, meski takut, berdiri teguh menghadapi serangan Konfederasi yang telah bersatu melawan kaum Muslim untuk melenyapkan mereka. Salmaan Farsi (RA) yang berasal dari Persia, menyarankan untuk menggali parit di sekitar pintu masuk depan Madinah, untuk mencegah musuh memasuki kota, dan ini adalah strategi yang digunakan oleh Persia. Nabi ﷺ menerima sarannya, dan mereka semua bekerja sama untuk menggali parit yang membuat Konfederasi tidak mungkin melancarkan serangan penuh terhadap Muslim. Mereka berkemah selama sekitar satu bulan di luar Madinah, tetapi cuaca semakin dingin dan mereka kehabisan sumber daya untuk bertahan hidup, oleh karena itu memutuskan untuk mundur tanpa merugikan umat Islam.